Post Top Ad

October 07, 2017

SEPTEMBER HAUL 2017 | ONE BRAND "THE BODY SHOP"

by , in
Assalamualikum ^ ^

Hay semuanyaaa!!

Setelah sekian lama lama lama gak menyentuh blog ini.. akhirnya sekarang sempat juga nulis di blog ini alhamdulillah...

September Haul 2017 ini bertema Haul One Brand "The Body Shop"


Kenapa sih kok One Brand?? Yak, september kemaren tepatnya pas moment ulang tahunnya The Body Shop, jadi dikonternya itu ladi ada diskon up 50% untuk beberapa produk best seller terutama bath and body gitu, 


Sebenarnya gak ada niatan mau beli TBS karena yang lama aja belom abis abis. Nahhh jadi, karena aku ini RATU nya diskon, mau butuh apa enggak dipikirin nanti aja. Yang penting beli dulu yakaaan hahahah  


Beruntungnya juga, semua produk diskon itu Ekp nya masih lama banget, masih 2-3 tahun kedepan. jadi kalau dibeli untuk stock its okay ^ ^


Akhirnya terpilihlah beberapa item untuk dibawa pulang....


Ini sebenarnya ada busa mandi nya, tp yaaa karena udah kepakai jd malas aja bawa dari kamar mandi basah2 duuuh... lupakan...

Yaak mari kita lihat penampakannya satu per satu yaaa..


The Body Shop Early-Harvest Raspberry Body Butter [Rp. 229.000,- Disk 50%]
Seneng banget ini menjadi salah satu produk yang diskon, karena dah lama banget ngincar body butternya. Biasa aku suka beli itu Lotionya
Kalau beli harga normal lumayan Mahal yaa. Ini setelah diskon jadi Rp.114.500,-
Tujuan utama beli karena semenjak kerja diruangan ber AC Selama 8 Jam, Kulit aku tu kering banget, tau gak kalau di garuk itu terbentuk garis putih saking keringnya. Makanya waktu Butter ini diskon aku senengnya pake banget hehe
Ini pun sempet bingung mau beli varian apa, antara Virgin Mojito atau Raspberry. karena yang Virgin Mojito itu wangi seger banget, tp yang Raspberry wanginya manis. Dan setelah kebimbangan yang cukup lama aku memilih Raspberry ^ ^


The Body Shop Red Musk Fragrance Mist [Rp. 209.000 ,- Disk 50%]
Yang kedua aku beli Parfume..
The body shop Mist REDMUSK, Ini wanginya lembut banget, pas nyobain di TBS Langsung jatuh hati sama wanginyaa. Tetep sih yang favorite itu Vanila nya. Tapi kemaren gak diskon untuk varian Vanila huhuhu (Reviewnya menyusul yaa)


The Body Shop Satsuma Shower Gel [Rp. 99.000,- Disk 50%]


The Body Shop Mango Shower Gel [Rp. 65.000,- Disk 50%]
Ketiga, aku beli sabun mandi
Satsuma Shower Gel dan Mango Shower Gel
Sabun Satsuma ini aku beli 2 pcs yang satu nya buat mama ku, katanya mau sabun nya yang wangi jeruk. Nah Satsuma ini wangi jeruk banget, persis kaya wangi parfum mobil yang jeruk. Setiap mandi aku jadi keingat kalau pulang kampung naik travel ini nih wanginya hahahh ^ ^
So far wangi nya enak, gak mengganggu sama sekali. Setelah dibilas pun badan aku tetep wangi jeruk dan itu yang aku suka. Jadi seger gituu wangi nya..
dan yang sabun Mango itu belum kepake sama aku, tapi kalau dicium ini wanginya manis banget, penasaran emang tapi habisin si Satsuma dulu aaah.. ditunggu review selanjutnya yaaah ^ ^


The Body Shop Exfoliating Cream Body Scrub [Rp. Lupa deh,- Disk 50%]
Nah yang terakhir aku beli Olive Body Scrub
Ini size nya mini ya, beli mini itu niatnya pengen coba dulu karena aku takut terlalu kasar di kulit badan malah bikin iritasi..
Setelah dicoba ini dibadan ternyata enak banget, wanginya menenangkan cocok deh buat yang udah capek dengan aktivitas seharian dikantor atau ngampus, pulang langsung mandi dan scrub badan.
Scrub nya halus, gak kasar sama sekali dan gak bikin iritasi dikulit aku.

So, Segitu dulu ya Haul aku di bulan September lalu. Review per produk mungkin akan menyusul inshallah..
Bagi kalian yang punya Haul di bulan September lalu, yuk share...

Sampai disini dulu Post mengenai Haul September One Brand nya yah, dan sampai jumpa di Haul, Review dan Chitchat selanjutnya.

Assalamualaikum^ ^



Produk Haul ini aku beli pakai uang sendiri ya. Bukan produk Endorse/Sponsor loh. Kalau ada pun pasti postingan nya terpisah ^ ^



BACA JUGA : HADA LABO ULTIMATE WHITENING ESSENCE
October 01, 2017

[TUGAS] KEWAJIBAN LANCAR

by , in
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KEWAJIBAN
Kewajiban adalah jumlah uang yang dinyatakan atas kewajiban-kewajiban perusahaan untuk menyerahkan barang atau jasa kepada pihak lain dimasa yang akan datang, kewajiban mana timbul akibat dari transaksi yang terjadisebelumnya.
Kewajiban (hutang) adalah kemungkinan pengorbanan masa depan atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban saat ini entitas tertentu, untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya dimasa depan sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yg membahas tentang kerangka dasar penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan dinyatakan bahwa karakteristik esensial kewajiban (liabilities) adalah bahwa perusahaan mempunyai kewajiban (obligation) masa kini. Kewajiban adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan.                     

KEJADIAN YANG MENIMBULKAN KEWAJIBAN
Barang yg sudah dibeli dari pemasok tapi perusahaan belum membayarnya (kewajiban dagang, trade account payable atau account payable). Pemasok sdh membayar tetapi perusahaan belum mengirimkan barangnya (pendapatan diterima dimuka atau unearned revenue).Penyebab lain timbulnya kewajiban antara lain : karena adanya peminjaman dari satu perusahaan ke perusahaan lain, adanya barang yg dijual dengan garansi, pembagian deviden tunai dan sebagainya.

KLASIFIKASI KEWAJIBAN
Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.9 dinyatakan bahwa perusahaan wajib menyajikan kewajibannya berdasarkan klasifikasi lancar dan tidak lancar pada waktu menyusun laporan keuangan.Untuk membedakan mana yg merupakan kewajiban lancar dan tdk lancar adalah jangka waktu jatuh temponya kewajiban janka panjang.
Dalam bab ini akan dibahas masalah akuntansi kewajiban jangka pendek, sedangkan kewajiban jangka panjang akan dibahas pada bab berikutnya.

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK(CURRENT LIABILITIES)
Kewajiban Jangka Pendek adalah kewajiban yang likuidasinya memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang diklasifikasikan sbg aktiva lancar, atau penciptaan kewajiban lancar lain.

E.    PENILAIAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Pada umumnya kewajiban akan dinilai sebesar present value (nilai sekarang) arus kas keluar yg digunakan untuk melunasi kewajiban tersebut. Namun untuk kewajiban jangka pendek biasanya akan dinilai dan dilaporkan dalam laporan keuangan sebesar nilai jatuh tempo kewajiban jangka pendek umumnya tidak besar, yang disebabkan karena jangka waktunya yang relatif pendek.Pada umumnya kewajiban akan dinilai sebesar present value (nilai sekarang) arus kas keluar yg digunakan untuk melunasi kewajiban tersebut. Namun untuk kewajiban jangka pendek biasanya akan dinilai dan dilaporkan dalam laporan keuangan sebesar nilai jatuh tempo kewajiban jangka pendek umumnya tidak besar, yang disebabkan karena jangka waktunya yang relatif pendek.

KLASIFIKASI KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Hutang Lancar, dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok, yaitu :
Kewajiban Jangka Pendek Yang Sudah Pasti
Kewajiban jangka pendek yg sudah pasti adalah sejumlah kewajiban yang sudah pasti siap krediturnya, jumlahnya maupun tanggal jatuh temponya.
Yang termasuk dalam kelompok kewajiban ini adalah :
 Hutang usaha/dagang (account payable)
Adalah kewajiban jangka pendek yang timbul sebagai akibat aktivitas normal perusahaan seperti : Pembelian secara kredit barang dagangan, bahan baku, perlengkapan kantor, dan sebagainya. Hutang dagang biasanya diakui pada waktu terjadi penyerahan barang atau jasa dari penjual ke pembeli. Oleh karena itu jika pada akhir periode barang masih dalam perjalanan, kewajiban harus diakui jika syarat pengiriman menunjukkan bahwa hak kepemilikan sudah berpindah, misalnya jika digunakan FOB shipping point.
Contoh :
Pada tanggal 25 Januari PT.  Airlangga membeli barang dagangan secara kredit seharga Rp 10.000,- dengan termin 2/10  n/30
Penyelesaian :
Jurnal
Persediaan                   Rp 9.800,-
                 Hutang Dagang    Rp 9.800,-
Jika potongantunai tersebut tdk diambil maka pencatatannya adalah :

Hutang Dagang                                             Rp 9.800
Pot. Pembelian yg tdk diambil                   Rp    200
                 Kas                                                                  Rp 10.000


Hutang Wesel (Notes Payable)
Hutang Wesel adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang yang akan datang kepada pihak lain. Timbulnya hutang wesel bisa pada waktu pembelian barang atau jasa setelah pembelian barang terjadi. Hutang wesel ada yang dijamin, ada juga yang tanpa jaminan. Selain itu wesel bisa disertai adanya bunga namun bisa juga tanpa bunga. Dalam praktek, wesel yang timbul karena perdagangan barang, ditarik melalui perjanjian antara bank dan penarik wesel. Pembeli harus disetujui lebih dahulu oleh Bank.
Contoh :
Pada tanggal 15 Januari 2010 PT Suci membeli sebuah barang dari PT Amalia dengan harga Rp 50.000,- secara kredit. Pada tanggal 30 januari 2010 PT Suci menyerahkan sebuah wesel, nominal Rp 50.000,- bunga 10% dg jangka waktu 2 bulan, untuk membayar utangnya.

Penyelesaian :
Pada Tanggal 15 januari 2010
    
     Pembelian (Persediaan )                        Rp 50.000
                             Hutang Dagang                Rp 50.000
     (mencatat pembelian scr kredit)

Tanggal 30 Januari 2010
     Hutang Dagang    Rp 50.000
                             Hutang Wesel                           Rp 50.00

Hutang jangka panjang yang jatuh tempo
Hutang ini terjadi jika dalam ketentuan perjanjian hutang jangka panjang yang bersangkutan menyebutkan pembayaran dengan angsuran. Bagian angsuran yg jatuh tempo dalam tahun buku yang bersangkutan dibukukan dalam kelompok kewajiban jangka pendek.
Contoh :
Pada tahun 2010 PT Suci hutang kepada Bank dengan jangka waktu 5 tahun sebesar Rp 5.000.000. Pada  tahun 2011 perusahaan harus mengangsur Rp 1.000.000.
Penyelesaian :
     Kewajiban Jangka Panjang (Bank)                 Rp 1.000.000
                 Kewajiban Jangka Pendek (Bank)                   Rp 1.000.000

Dengan adanya jurnal reklasifikasi tersebut, maka dalam laporan keuangan akan nampak besarnya kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1.000.000,- sedangkan kewajiban jangka panjang sebesar 4.000.000.

Hutang Deviden
Hutang Deviden timbul pada saat dewan direksi perusahaan yg berbentuk perseroan mengumumkan adanya pembagian deviden dan terhutang sampai dengan dibayarnya deviden. Dengan adanya pengumuman pembagian deviden tersebut menjadikan keberadaan hutang deviden menjadi pasti.
Contoh :
Pada tanggal 3 Maret 2010 PT ABC mengumumkan akan membagikan deviden sebesar Rp 1.000.000 yang akan dibayarkan pada tanggal 3 April 2010.
Jurnal
     laba yg ditahan                 Rp 1.000.000
                 Hutang deviden                 Rp 1.000.000
(utk mencatat adanya hutang deviden)


Hutang gaji dan hutang Biaya
Hutang Gaji dan hutang bunga, seperti biaya bunga, biaya iklan, biaya telepon, listrik, dsb, timbul karena adanya konsep accrual basis yang akan digunakan dalam akuntansi, yg antara lain menyatakan bahwa biaya yang dinikmati manfaatnya meskipun belum dibayar harus diakui. Oleh karena itu jika pada akhir periode terdapat gaji atau biaya yang sudah menjadi kewajiban meskipun belum dibayar harus diakui adanya hutang.
Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2010 data yang ada pada PT Suci menunjukkan adanya upah buruh yang belum dibayar selama 4 hari. Analisa berikutnya menunjukkan bahwa upah buruh per hari sebesar Rp 15.000
Jurnal
     Biaya Gaji dan Upah                    Rp 60.000
                 Hutang gaji dan upah                 Rp 60.000


Hutang Bonus
Untuk meningkatkan semangat kerja karyawannya maka biasanya perusahaan pd akhir tahun memberikan bonus kepada sebagian atau kepada seluruh karyawan. Sedangkan besarnya bonus yang diberikan bisa didasarkan pada :


  • Gaji pokok
jika besarnya bonus didasarkan pd gaji pokok, maka dlm perhitungannya tdk ada masalah karena jumlah bonus yg dibayarkan dapat diketahui dan ditentukan jauh sebelum dibayarkan.


  • Laba tahun berjalan
jika besarnya bonus dihitung berdasarkan pd laba, maka masalah yg timbul adalah laba yg mana sebagai dasar penentuan besarnya bonus. Ada beberapa  dasar yg bisa digunakan, yaitu :
·         Laba sebelum bonus dan pajak
·         Laba setelah bonus tetapi sebelum pajak
·         Laba setelah pajak tetapi sebelum bonus
·         Laba setelah bonus dan pajak
Untuk memudahkan perhitungan maka dari beberapa dasar perhitungan bonus diatas dapat dibuatkan persamaan berikut :
          B = bI
          B = b ( I – B)
          B = b ( I – T )
          B = b ( I – B – T)
Dimana :
          b         = tarif bonus
          I           = Laba sebelum bonus dan pajak
          B          = Bonus dalam rupiah
          T          = Pajak
Adapun pajak (T) dpt dihitung dengan memasukkan tarif pajak (t) dalam persamaan. sehingga persamaan pajak adalah sbb : T = t( I – B )
Contoh :
Pada awal tahun 2010 PT Suci telah memberikan  kepada seorang manajer sebesar 10% dari laba perusahaan. Laba tahun 2010 sebelum pemotongan pajak dan bonus sebesar Rp 10.000.000. adapun tarif pajak yg berlaku adalah 40%.
Diminta :
a.  Laba sebelum bonus dan pajak
b.  Laba setelah bonus tetapi sebelum pajak
c.   Laba setelah pajak tetapi sebelum bonus

Penyelesaian :
a. Laba Sebelum bonus dan Pajak
          B          = 0,10 x Rp 10.000
          B          = Rp 1.000,-

b. Laba setelah bonus tetapi sebelum pajak
                            B    = 0,10 (Rp 10.000 – B)
              B + 0,10B   = Rp 1.000
                    1,10 B   = Rp 1.000
                                        B    = Rp 909,091

c. Laba setelah pajak tetapi sebelum bonus
          B          = 0,10 (Rp 10.000 – T)
          T          = 0,40 (Rp 10.000 – B)
          B          = 0,10 (Rp 10.000 – 0,40) (Rp 10.000 – B)
          B          = 0,10 (Rp 10.000 – Rp 4.000 + 0,40B)
          B          = Rp 600 + 0,04B
          0,96B  = Rp 600


Sumber : Referensi Buku, dan Pengetahuan Perkuliahan



^^ Semoga Bermanfaat ^^

October 01, 2017

[TUGAS] LIKUIDASI PERSEKUTUAN

by , in
Perbedaan Likuidasi dengan Perubahan Persekutuan:
Likuidasi terjadi apabila semua sekutu mengundurkan diri dan persekutuan dibubarkan, serta aktiva non-kasnya dijual.

Perubahan persekutuan terjadi apabila:
- Sekutu berkurang, hal ini terjadi bila seorang sekutu atau beberapa sekutu mengundurkan diri.
- Sekutu bertambah, hal ini terjadi apabila ada seorang sekutu atau beberapa sekutu yang masuk ke dalam persekutuan.

Proses Likuidasi ada 4 (Empat) tahapan, yaitu:
1. Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan sampai saat likuidasi (berupa ratio    pembagian laba). Pembagian laba dilakukan sesuai dengan metode pembagian laba. Tahap ini hanya diperlukan apabila likuidasi tidak dilakukan pada awal atau akhir periode.

2. Menguangkan (menjual) semua aktiva selain kas.
        Tahap yang kedua ini disebut Realisasi. Apabila nilai realisasi aktiva non-kasnya lebih kecil dibanding nilai bukunya maka kerugian harus ditanggung semua sekutu dengan mengurangkan modalnya. Sebaliknya bila nilai realisasi aktiva non-kasnya lebih besar dibanding nilai bukunya maka keuntungkan akan menambah modal semua sekutu sesuai ratio pembagian labanya. Rugi-laba tersebut diakui sebagai rugi laba realisasi.

3. Melunasi semua hutang persekutuan.
Setelah penjualan aktiva non-kas (realisasi) maka hasilnya akan menambah kas, kemudian kas ini sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Perdata harus digunakan terlebih dahulu untuk:
a. Melunasi hutang kepada pihak ketiga (bukan sekutu)
Hutang pihak ketiga harus diprioritaskan untuk dilunasi terutama hutang pihak ketiga yang jumlahnya besar terlebih dahulu.
b. Melunasi hutang sekutu
Setelah semua utang kepada pihak ketiga dilunasi maka menyusul pelunasan hutang sekutu yang biasanya bila hanya hutang pada seorang sekutu maka dilakukan bersama-sama dengan pengembalian modal pada likuidasi sederhana. Apabila hutang lebih dari satu sekutu maka dilakukan pelunasan dengan prioritas sekutu yang modalnya lebih besar. Apabila terbukti modalnya tidak cukup untuk melunasi hutang maka sekutu yang bersangkutan harus membayar hutang dengan harta pribadi.

4. Membagi sisa kas yang masih ada kepada para sekutu.
Sisa kas dibagikan setelah hutang kepada pihak ketiga dan sekutu dilunasi.
Tujuan pembagian sisa kas ini adalah:
     I. Untuk mengembalikan modal kepada para sekutu sebagai wujud pembagian hak kepada sekutu. Pengembalian modal ini sebesar modal bersih (modal setelah dikurangi laba-rugi realisasi dan hutang) masing-masing sekutu.
    II. Untuk melindungi kepentingan sekutu dikarenakan tanggung jawab sekutu tidak terbatas maka apabila kas memungkinkan biasanya pembayaran utang kepada sekutu dilakukan bersama-sama dengan pengembalian modal kepada sekutu.

Menurut cara pembagian kasnya, likuidasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Likuidasi Sekaligus/ Sederhana , yaitu likuidasi yang pembagian kasnya dilakukan serentak karena realisasi non-aktivanya sekaligus.
2. Likuidasi Bertahap/ Berangsur, yaitu likuidasi yang dilakukan sesuai tersedianya kas walaupun realisasinya belum tuntas.


Pengertian Likuidasi Sederhana (Simple Liquidation)

Likuidasi sekaligus/ sederhana sering disebut sebagai likuidasi serentak karena pembagian kasnya dilakukan serentak untuk semua sekutunya. Disamping itu sering disebut juga sebagai likuidasi tunggal karena realisasi non aktivanya hanya sekali saja dan menyeluruh. Pembagian kas dilakukan hanya sekali saja yaitu setelah semua aktiva non-kasnya terjual dan hutang kepada pihak ketiga maupun kepada sekutu telah dilunasi.

Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi sederhana/ sekaligus, yaitu:
a. Semua sekutu modalnya bersaldo positif.
b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan.
c. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan utang-piutang sekutu yang bersangkutan.
d. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang harus menyetor modal secara pribadi dalam keadaan tidak mampu.
e. Kondisi Khusus: Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi Utang kepada pihak ketiga.
Pada topik 1 akan dibahas likuidasi sederhana dengan 3 kemungkinan diatas dimana semua sekutu dalam keadaan mampu, kemudian pada topik kedua dibahas mengenai likuidasi sederhana dalam keadaan khusus yaitu sekutu dalam keadaan tidak mampu dan realisasi yang terlalu kecil sehingga kas tidak cukup melunasi hutang kepada pihak ketiga.
1) Saldo Semua Sekutu Setelah Realisasi Bernilai Positif.

Di dalam kasus normal biasanya nilai realisasi lebih kecil daripada nilai bukunya namun kerugian akibat realisasi tidak begitu besar sehingga saldo masing-masing sekutu setelah realisasi bernilai positif semua.
Langkah-langkah:
1.      Realisasi nilai aktiva non-kas.
2.      Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3.      Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4.      Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus.
2)      Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi dapat ditutup dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan.

Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila persekutuan memiliki hutang kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan hutang persekutuan kepada sekutu.
Langkah-langkah:
1.      Realisasi nilai aktiva non-kas.
2.      Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3.      Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4.      Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5.      Pelunasan hutang sekutu.
6.      Pembagian kas.
3)      Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan.

Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar daripada hutang persekutuan kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan sebagian hutang namun akhirnya harus ditutup sekutu yang defisit tersebut dengan setoran kas.
Langkah-langkah:
1.      Realisasi nilai aktiva non-kas.
2.      Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3.      Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4.      Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5.      Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.
Likuidasi Dengan Kondisi Khusus: Sekutu Secara Pribadi Tidak Mampu
Likuidasi Sederhana dengan kondisi khusus meliputi 2 (dua) kondisi yaitu:
1.      Sekutu Yang harus Menutup Modal Negatif Dengan Asset Pribadi dalam Kondisi tidak Mampu (Insolven).
2.      Kas Yang Ada Tidak Mampu Untuk Melunasi Hutang kepada pihak ketiga.

1)      Sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup dengan utang dan sekutu yang bersangkutan dalam keadaan tidak mampu untuk menyetor modal.

Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar dibanding hutang persekutuan terhadap sekutu tersebut dan sekutu yang bersangkutan juga tidak mampu menyetor modal maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan modal sekutu lainnya yang masih mampu.

Langkah-langkah:
1.      Realisasi nilai aktiva non-kas.
2.      Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3.      Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4.      Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5.      Penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.
2)      Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi hutang kepada pihak ketiga.

Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo realisasi banyak yang bernilai negatif dan bahkan kas yang diterima tidak mampu untuk menutup hutang kepada pihak ketiga. Bila hal ini terjadi maka hutang kepada pihak ketiga dapat ditutup dengan setoran kas sekutu yang mampu atau ditutup dengan hutang persekutuan kepada salah satu sekutu.

Langkah-langkahnya:
1.      Realisasi nilai aktiva non-kas.
2.      Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3.      Pembayaran sebagian utang dagang kepada pihak ketiga.
4.      Penutupan defisit dengan transfer dari pelunasan hutang sekutu.
5.      Penutupan defisit sekutu yang tidak mampu dengan modal sekutu sesuai prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.

LIKUIDASI BERANGSUR
Pengertian likuidasi Berangsur
Yaitu likuidasi yang nilai realisasi non-kasnya diketahui secara bertahap sehingga realisasinya juga dilakukan secara berangsur.
Proses realisasi kadang memakan waktu lama karena memerlukan prediksi dan proyeksi yang akurat untuk harga realisasi. Oleh karena itu pembagian kas dapat dilakukan sebelum selesainya realisasi. Setelah semua hutang kepada pihak ketiga berarti ada sisa kas lagi yang dapat dibagi dan menjadi hak sekutu.
Kemudian untuk menentukan besarnya pembagian kas ada dua cara, yaitu:
I.        Membuat perhitungan pembagian kas.
II.     Membuat program pembagian kas.
Perhitungan pembagian kas
Prosedur yang harus dilakukan dalam perhitungan pembagian kas:
a.       Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu setelah pelunasan utang kepada pihak ketiga.
b.      Menghitung rugi potensial yang maksimal. Besarnya rugi potensial maksimal sama dengan nilai buku aktiva non kas yang belum direalisasi ditambah kas yang disisakan dalam pembagian.
c.       Membagi rugi potensial kepada semua sekutu.
d.      Menghitung saldo modal bersih setelah diperhitungkan rugi potensial.
e.       Membagi modal bersih sekutu yang defisit.

Program Pembagian Kas
Prosedur penyusunan rencana (program) pembagian kas adalah sebagai berikut:
1.      Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu. Besarnya saldo modal bersih masing-masing sekutu sama dengan:
Saldo awal rekening modal xxxx
Ditambah:
- Hutang kepada sekutu xxxx +
Jumlah xxxx
Dikurangi:
- Saldo debit rekening prive xxxx
- Saldo piutang kepada sekutu xxxx +
xxxx –
Modal Bersih xxxx
2.      Menghitung kemampuan masing-masing sekutu untuk menanggung rugi persekutuan, besarnya rugi maksimal sebesar modal bersih dikalikan prosentase rasio pembagian laba sekutu yang bersangkutan.
3.      Menyusun urutan (ranking) kemampuan masing-masing sekutu di dalam menanggung rugi dan menghitung selisih antar ranking tersebut.
4.      Menyusun urutan prioritas pembagian kas dan besarnya bagian kas untuk masing-masing sekutu:
a.       Prioritas pertama, yaitu sekutu yang berada di ranking Satu.
Besarnya bagian kas prioritas pertama = rasio rugi-laba X selisih antara ranking 1 dengan ranking 2.
b.      Prioritas kedua, yaitu sekutu yang berada di ranking satu dan dua.
Besarnya bagian kas prioritas kedua = rasio rugi-laba X selisih antara ranking 2 dengan ranking 3.
c.       Prioritas terakhir, yaitu semua sekutu yang berada di ranking 1 sampai ranking terakhir.
Besarnya bagian kas prioritas terakhir = rasio rugi-laba X kemampuan ranking terakhir.


Sumber : Referensi Buku, dan Pengetahuan Perkuliahan


^^ Semoga Bermanfaat ^^
October 01, 2017

[TUGAS] AUDIT SIKLUS PENDAPATAN

by , in
AUDIT SIKLUS PENDAPATAN

Siklus pendapatan perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Untuk perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan adalah
-Penjualan Kredit(penjualan yang dilakukan dengan hutang)
-Penerimaan Kas(penagihan piutang dan penjualan tunai)
-Penyesuaian Penjualan(potongan, retur penjualan dan pengurangan harga, serta piutang tak tertagih[penyisihan dan penghapusan]).

Tujuan Audit
Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo dan transaksi siklus pendapatan.
Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik ini, auditor dapat menggunakan berbagai bagian dari perencanaan audit dan metodologi pengujian audit .

PENGGUNAAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
Auditor mengembangkan strategi audit berdasarkan risiko salah saji yang material. Langkah pertama dalam menilai risiko itu adalah memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien karena hal tersebut juga dapat membantu auditor dalam :
-Mengembangkan ekspektasi tentang total pendapatan dengan memahami kapasitas klien, pasar, dan pelanggan klien.
-Mengembangkan ekspektasi tentang marjin kotor dengan memahami pangsa pasar dan keunggulan kompetitif klien di pasar.
-Mengembangkan ekspektasi tentang piutang bersih berdasarkan periode penagihan rata-rata untuk klien dan industri.

a.Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran volume aktivitas sebenarnya bagi setiap perusahaan. Pendapatan biasanya melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan total pendapatan merupakan hal yang sangat penting pada laporan keuangan yang seringkali digunakan sebagai ukuran materialitas secara keseluruhan untuk penugasan ini. Pengetahuan tentang bisnis dan industri klien merupakan hal yang penting dalam mempertimbangkan signifikansi transaksi penyesuaian penjualan, diskon penjualan, serta retur penjualan dan pengurangan harga yang sangat bervariasi dari satu industri dengan industri lainnya.

b.Risiko Inheren
Dalam menilai risiko inheren pada asersi siklus pendapatan, auditor harus mempertimbangkan faktor pervasif yang dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan, serta faktor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi tertentu dalam siklus pendapatan. Faktor-faktor ini dapat mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asersi siklus pendapatan, seperti :
1. Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan dalam rangka melaporkan pencapaian target pendapatan atau prifitabilitas yang ditetapkan atau norma industri yang sebenarnya tidak terpenuhi karena faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasioanla, tau regional.
2. Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau menyatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih dalam rangka melaporkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan hutang.

c.Risiko Prosedur Analitis
Risiko prosedur analitis merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis akan gagal mendeteksi salah saji material. Prosedur analitis merupakan cara yang efektif dari segi biaya dan mengandalkan pada pengetahuan auditor tentang bisnis dan industri klien. Prosedur ini tidak hanya efektif dalam mengidentifikasi salah saji yang potensial atas laporan keuangan, tetapi juga efektif dalam mengidentifikasi masalah yang timbul ketika memberikan jasa berinali tambah di samping laporan audit. Prosedur analitis yang dapat dinilai auditor dalam siklus pendapatan mecakup :
-Perputaran penjualan, rasio penjualan terhadap rata-rata total aktiva.
-Kecenderungan dalam marjin kotor dibandingkan dengan kecenderungan dalam pangsa pasar.
-Estimasi piutang usaha yang memberikan pengetahuan tentang volume penjualan perusahaan, harga, dan periode penagihan historis.
-Perbandingan piutang usaha dengan piutang yang diestimasi dalam anggaran kas perusahaan.
-Beban piutang tak tertagih terhadap penjualan kredit bersih.
-Beban piutang tak tertagih terhadap piutang tak tertagih aktual.

Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal
a.Lingkungan pengendalian
b.Penilaian risiko
c.Informasi dan komunikasi
d.Pemantauan
e.Penilaian awal atas risiko pengendalian dan strategi audit pendahuluan

AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT

Dokumen dan Catatan Umum
Sejumlah dokumen dan catatan yang digunakan perusahaan besar dalam pemrosesan transaksi penjualan kredit seringkali mencakup hal-hal berikut ini :
--Pesanan pelanggan
-Pesanan penjualan
-Dokumen pengiriman
-Faktur penjualan
-Daftar harga yang diotorisasi
-File transaksi penjualan
-Jurnal penjualan
-File induk pelanggan
-File induk piutang usaha
-Laporan bulanan pelanggan

Fungsi-fungsi
Pemrosesan transaksi pendapatan mencakup fungsi-fungsi pendapatan berikut :
a.Memprakarsai penjualan. Permintaan oleh sebuah perusahan untuk melakukan transaksi penjualan dengan perusahaan lain , meliputi :
- Penerimaan pesanan pelanggan
- Persetujuan kredit
b.Pengiriman barang dan jasa. Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa, meliputi :
- Pemenuhan pesanan penjualan
- Pengiriman pesanan penjualan
c.Pencatatan penjualan. Pengakuan formal atas pendapatan oleh perusahaan, meliputi :
- Penagihan pelanggan
- Pencatatan penjualan

Sistem Ilustratif untuk Pemrosesan Penjualan Kredit
Setiap salinan dokumen tidak boleh didokumentasikan dalam bagan arus, sebagaimana auditor hanya memerlukan pemahaman yang cukup atas rencana audit. Bagan arus tersebut juga mengikuti jejak transaksi sejak dimulainya transaksi itu sampai pencatatannya ke dalam buku besar, yang mendukung laporan keuangan. Auditor juga harus mendokumentasikan aktivitas atau prosedur pengendalian yang penting, yang mungkin telah diselesaikan melalui ikhtisar tertulis singkat yang mirip dengan salah satu yang diikuti.

Memahami dan Menilai Risiko Pengendalian
Auditor harus memperoleh pemahaman atas siklus penjualan yang mencukupi untuk merencanakan audit. Yaitu auditor perlu mempunyai pemahaman yang cukup untuk dapat :
-Mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial
-Mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang material
-Merancang pengujian substantif

Jika auditor  berencana untuk menilai risiko pengendalian yang rendah atas sebuah asersi, maka sangat penting bagi nya untuk memperoleh pemahaman mengenai prosedur pengendalian untuk asersi tersebut. Hal yang biasa dilakukan auditor jika menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah untuk asersi siklus pendapatan :
-Menguji keefektifan pengendalian umum
-Menggunakan teknik audit berbantuan komputer(CAATs) untuk mengevaluasi keefektivan pengendalian yang diprogram
-Menguji keefektivan prosedur tindak lanjut atas pengecualian yang ditunjukkan oleh pengendalian terprogram

AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENERIMAAN KAS

Dokumen dan Catatan Umum
--Bukti penerimaan uang
-Pradaftar
-Lembar penghitungan kas
-Ikhtisar kas harian
-Slip deposi yang disahkan
-File transaksi penerimaan kas
-Jumlah penerimaan kas

Fungsi-fungsi
-Menerima penerimaan kas, yaitu melalui :
a.Penerimaan melalui kasir/Over the Counter Receipts
b.Penerimaan melalui pos/Mail Receipts
-Menyetorkan kas ke bank
-Mencatat penerimaan kas

Sistem Ilustratif untuk Pemrosesan Penerimaan Kas
Sebagaimana telah dicatat sebelumnya ketika membahas sistem penjualan kredit, terdapat juga beberapa sistem pemrosesan penerimaan kas.
Memahami dan Menilai Risiko Pengendalian
Banyak prosedur  pengendalian yang terlibat dalam pemrosesan penerimaan kas merupakan pengendalian manual, bukan prosedur pengendalian yang terprogram. Auditor biasanya akan menggunakan kombinasi dari pengajuan pertanyaan, observasi, dan inspeksi dokumen untuk mengumpulkan bukti bahwa prosedur pengendalian manual merupakan fungsi yang paling efektif.

AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENYESUAIAN PENJUALAN
Transaksi penyesuaian penjualan meliputi :
-Pemberian potongan tunai
-Pemberian retur  penjualan dan pengurangan harga
-Penentuan piutang tak tertagih

Aktivitas pengendalian bermanfaat dalam mengurangi risiko penyelewengan semacam itu yang berfokus pada penetapan validitas, atau eksistensi atau kejadian, transaksi dan mencakup hal-hal berikut ini :
a.Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan.
b.Perhitungan independen atas barang-barang yang diretur
c.Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat
d.Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan dan penanganan serta pencatatan penerimaan kas.

Apabila terdapat potensi salah saji yang material dari transaksi penyesuaian penjualan, maka auditor harus memperoleh pemahaman atas seluruh aspek yang relevan dari komponen struktur pengendalian internal dan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji semacam itu.

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS PIUTANG USAHA
Menentukan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian
Risiko pengujian rincian berhubungan terbalik dengan penilaian tingkat risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian. Jadi, faktor-faktor  yang berkaitan dengan penilaian ini harus dipertimbangkan dalam penentuan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima untuk setiap asersi piutang usaha. Penilaian risiko inheren yang direncanakan, rissiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian yang tepat telah digunakan dalam model risiko audit, yaitu pada fase perencanaan, guna mencapai tingkat risiko pengujian rincian yang tepat dan tingkat pengujian substantif terkait yang direncanakan, yang ditetapkan dalam strategi audit pendahuluan untuk setiap asersi.

Prosedur Awal
Penting untuk memahami kebijakan perusahaan mengenai pengakuan pendapatan, seperti pemicu ekonomi yang mendasari perusahaan yang akan mempengaruhi total pendapatan dan marjin kotor. Prosedur awal yang penting untuk memverivikasi piutang usaha dan akun penyisihan terkait adalah menelusuri saldo awal perode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya.

Prosedur Analitis
Tujuan auditor dalam melaksanakan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dan marjin kotor perusahaan. Prosedur analitis akan dilaksanakan dalam tahap akhir dari penugasan untuk memastiksn bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan pada laporan keuangan.

Pengujian Rincian Transaksi
Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan ganda. Pengujian saldo yang juga merupakan pengujian transaksi dan transaksi pendapatan belum tertagih, yang telah termasuk dalam piutang usaha, memiliki risiko salah saji yang lebih tinggi daripada yang telah tertagih. Terdiri dari :
-Memvouching catatan piutang ke transaksi pendukung
-Melakukan pengujian pisah batas untuk penjualan dan retur penjualan
-Melakukan pengujian pisah batas atas penerimaan kas
Pengujian Rincian Saldo
Dua bidang utama dari prosedur  dalam kategori pengujian substantif untuk piutang usaha ini yaitu :
a.Konfirmasi Piutang
Konfirmasi piutang usaha mencakup komunikasi tertulis secara langsung antara pelanggan dan auditor. Pertimbangan yang relevan dalam melakukan pengujian substantif adalah :
--Prosedur audit yang berlaku umum
-Formulir konfirmasi
-Penentuan waktu dan luas permintaan konfirmasi
-Pengendalian atas permintaan konfirmasi
-Disposisi pengecualian
-Prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab
-Memeriksa penagihan berikutnya
-Memvouching faktur-faktur terbuka yang berisi saldo
-Mengikhtisarkan dan mengevaluasi hasil
-Aplikabilitas asersi

b.Mengevaluasi Kelayakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Pengujian saldo ini meliputi :
-Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secara vertikal dan menjumlah ke samping neraca saldo umur piutang usaha serta mencocokkan totalnya dengan saldo buku besar .
-Pengujian penentuan umur atas jumlah-jumlah yang tercantum pada kategori umum dalam neraca saldo.
-Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan ketertagihan jumlah yang telah jatuh tempo.
-Penilaian kelayakan persentase yang digunakan untuk menghitung komponen penyisihan yang diperlukan pada setiap kategori umur dan kelayakan penyisihan secara keseluruhan.
-Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan pengalaman berikutnya dan manfaat melihat kembali pengalaman sebelumnya.


JASA BERNILAI TAMBAH
Standar audit yang berlaku umum tidak mensyaratkan auditor untuk melakukan jasa bernilai tambah. Akan tetapi, banyak auditor mengembangkan spesalisasi industri sehingga mereka dapat memahami kecenderungan industri dan mengidentifikasi dengan lebih baik risiko yang berkaitan dengan laporan keuangan yang tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil operasi, atau arus kas. Dalam proses pelaksanaan audit, auditor dapat menetapkan tolok ukur atas kinerja perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri itu.

Sumber : Referensi Buku, dan Pengetahuan Perkuliahan


^^ Semoga Bermanfaat ^^